GARUTSELATAN.INFO - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menyebut peristiwa embun beku tahun ini datang lebih awal dibanding tahun yang lalu.
Kawasan Bukit Teletubies, Bromo
Frost tahun ini pertengahan Juni sudah muncul padahal tahun lalu tiba pada akhir Juli kata Sarif Hidayat, kepala Sub bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas BB TNBTS pada hari Senin, 1 Juli 2019. Fenomena butiran es biasanya akan berakhir pada bulan september, titik beku terlihat tersebar hampir disebagian kawasan dengan suhu udara mencapai 3-5 derajat celcius tampak juga dibagian blok bongkah penanjakan.
Pada jalur pendakian Semeru embun es juga terlihat dikawasan Ranupani dengan suhu 0-8 derajat celcius serta Ranukumbolo suhunya mencapai minus 5 derajat celcius. Meski udara sangat dingin tetapi tidak mengurungkan niat para pengunjung yang datang, selama ini pengunjung tercatat sudah 106 ribu wisatawan yang datang ke taman nasional.
Embun Upas atau Embus Es yang dalam istilah jawa bermakna racun. Butiran es ini berdampak terhadap tanaman yang akan cepat mati dan kering jika tertutup es tetapi setelah itu akan bersemi kembali rumput akan tumbuh hijau dan segar.
Kepala Desa Ngadas, Mujianto mengatakan sejauh ini tidak ada lahan pertanian yang rusak akibat terdampak embun es karena para petani disini sudah mengantisipasinya. Kalau ada es ditanaman, sebelum matahari terbit para petani akan segera menyemprotnya dengan air agar cepat mencair, kata Mujianto.
BMKG Karangploso, Malang menyebutkan puncak suhu dingin di wilayah Malang Raya bisa terjadi pada bulan Agustus mendatang. Suhu rata-rata dibulan Juni masih sekitar 17,9 derajat celcius belum mencapai titik terendah.
Pada bulan Juni 2019 ini suhu terdingin pada ketinggian 600 mdpl tercatat mencapai 14,4 derajat celcius, suhu rata-rata tersebut sudah turun 1,2 derajat celcius dibanding suhu normalnya.
Baca Artikel Garutselatan.info Lainnya di Google News
