Iklan Header

Sosok Pemuka Kampung Dukuh Kecamatan Cikelet, Yuks Ketahui!

Admin One
Editor: Garutselatan.info Selasa, 04 Juni 2019, 10:25 WIB Last Updated 2019-07-23T08:59:09Z
Baca Juga
GARUTSELATAN.INFO - Perkawinan Syekh Abdul Jalil (Lebe Warta Kusumah) dengan Sembah Ajeng Tangan Ziah melahirkan dua orang anak :
1. Syekh Abdul Muhyi
2. Nyai Kodrat (menjadi isteri Syekh Khotib Muwahid).


Menurut keterangan ketua adat kampung dukuh saat ini yaitu Mama Uluk (Mama Lukman) sedikit berbagi sejarah mengenai siapa sosok pemuka/pendiri kampungnya tersebut.

"Syekh Abdul Jalil Nama Lain Sembah Dalem Lebe Warta Kusumah" Lebe (sunda) artinya penghulu, ia menjadi penghulu di kebupatian sumedang pada era kepemimpinan Pangeran Rangga Gempol III/ Pangeran Panembahan selama 12 Tahun. Namun akhirnya mengundurkan diri dari kepenghuluan sumedang karena mengetahui Pangeran Rangga Gempol telah melanggar aturan/hukum syara (membunuh manusia tanpa dosa 2 orang utusan dari banten) yang telah disepakati antara Syekh Abdul Jalil dengan Pangeran Rangga Gempol sewaktu akan diangkat menjadi seorang Lebe/Penghulu.

Setelah Syekh Abdul Jalil resmi mengundurkan diri dari kepenghuluan di kebupatian sumedang, beliau berangkat menuju Batuwangi - Singajaya - Cikajang - Garut, dia menetap disana (Madepokan) sekitar 3,5 Tahun dengan terus menerus munajat dan berdo'a agar diberikan petunjuk dimana lokasi yang tepat/ yang terbaik bagi Syekh Abdul Jalil tinggal (Piteumpateun abdi). Namun Selama 3,5 tahun tersebut hasilnya nihil belum mendapatkan petunjuk mengenai tempat tinggal yang diharapkan tersebut.

Akhirnya Syekh Abdul Jalil memutuskan untuk pindah dari Batuwangi - Singajaya - Cikajang - Garut menuju ke Kampung Tonjong - Cisanggiri - Nagara - Pameungpeuk - Perbatasan Cihurip - Cisompet dan menetap/madepokan disana sekitar 1,5 Tahun sambil terus menerus munajat dan berdo'a dimana (Piteumpateun abdi) tempat tinggal saya yang terbaik. 

Alhamdulillah, pada Malam Jum'at Tanggal 12 bulan maulud Tahun Alif Pengersa Syekh Abdul Jalil melihat sinar cahaya memancar ke langit sebesar pohon aren disebelah barat Kp. Tonjong lalu beliu menuju tempat munculnya cahaya tersebut dan akhirnya ia sampai pada tempat yang sekarang menjadi Kampung Dukuh yang artinya sama dengan Patempatan/Padukuhan.


Setibanya di kampung dukuh Syekh Abdul Jalil bertemu dengan aki candra dan nini candra orang (cidamar) yang waktu itu baru mereka yang tinggal disana. Syekh Abdul Jalil bertanya kepada aki candra sebelah mana letak sungai cipasarangan dan letak sungai cimangke? aki candra pun menjawab ya inilah tempatnya (kakurung ku kandangwesi) jadi menurut sejarah adat kp dukuh Kandang Wesi itu bukan tempat melainkan Wilayah.


Aki Candra pun memberitahu batas-batas wilayahnya :
1. Sebelah Timur Cikaengan - Batuwangi dengan berhulu ke Gunung Cikuray berbatasan dengan Kampung Naga;
2. Sebelah Selatan Laut;
3. Sebelah Barat Sungai Cidamar - berhulu ke Gunung Tilu berbatasan dengan Kampung Adat Cikondang;
4. Sebelah Utara Haur Buni siloka (Cerita Akhir Zaman Kandangwesi) berhulu ke Cikandang Gunung Papandayan.

Setelah Syekh Abdul Jalil tinggal di kampung dukuh Aki Candra dan Nini Candra Kembali ke Cidamar setelah sekian lama dicidamar mereka ingin kembali ke kampung dukuh, berangkatlah Aki Candra dan Nini Candra menuju kampuh dukuh Namun belum sempat sampai ke kampung dukuh Aki Candra dan Nini Candra meninggal dunia tepatnya di daerah Taman Manalusu disitu ada yang namanya "Kampung Candra atau bisa disebut juga Palawah Candra Pamulang" karena nama kampung bisa saja diganti atau dihilangkan.

Demikian informasi sejarah garut selatan Sosok Pemuka/Pendiri Kampung Dukuh Desa Ciroyom Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut, jangan pernah hilangkan bantu abadikan sejarah semoga dapat bermanfaat.



Ikuti Saluran WhatsApp Kami Garutselatan.info Lainnya di Google News

Komentar

Tampilkan

Terkini

Game

+