Iklan Header

4 Konsep Utama Investasi Yang Harus Diketahui

Garsel Net
Editor: Garutselatan.info Jumat, 13 Mei 2022, 12:30 WIB Last Updated 2022-05-13T05:30:57Z
Baca Juga
4 Konsep Utama Investasi Yang Butuh Diketahui - Investasi memiliki konsep -konsep utama yang perlu diketahui lalu apa saja konsepnya? simak berikut Ini,

Konsep Utama Investasi 




1. Bunga Majemuk


Kalian bisa jadi sempat mendengar konsep bunga majemuk( compound interest) ataupun imbal hasil majemuk( compound returns). Bagi konsep ini, kita hendak mendapatkan pemasukan bunga dari investasi dini kita di mana pemasukan bunga itu hendak menciptakan pemasukan bunga selanjutnya serta bunga hendak terus menciptakan bunga sehingga cuan yang kalian miliki dapat berkembang secara eksponensial.



Selaku contoh, anggap saja kalian berinvestasi Rp10 juta serta membiarkannya berkembang sepanjang 30 tahun. Berapa nilai duit yang dapat kalian miliki pada akhir periode tersebut dengan anggapan imbal hasil 5%, 10% ataupun 15%? Jawabannya dapat kalian temukan di grafik berikut:


Dari foto di atas, kalian dapat memandang kalau pergantian tingkatan bunga majemuk yang relatif kecil hendak menciptakan pergantian yang besar terhadap nilai pokok investasi sehabis 30 tahun. Nilai akhir portofolio investasi dengan tingkatan imbal hasil 15% dekat 14 kali lipat dari portofolio yang mempunyai tingkatan imbal hasil 5%.


Keadaan di atas mencerminkan ketentuan awal dari konsep keuangan: Waktu merupakan teman terbaik dikala peninggalan tumbuh karena penghitungan bunga majemuk membolehkan imbal yang berlipat.


Sobat Cuan dapat memakai ketentuan 72( Rule of 72) buat memandang akibat dari bunga majemuk terhadap nilai pokok investasi. Dengan memakai ketentuan ini, kalian hendak mengenali berapa lama waktu yang dibutuhkan buat menggandakan investasimu.


Selaku contoh, anggap kalian berinvestasi di satu peninggalan yang mempunyai imbal hasil 10% per tahun. Hingga, kalian butuh berinvestasi di peninggalan tersebut sepanjang 7, 2 tahun supaya nilai pokok investasi jadi 2 kali lipat, semacam dipaparkan di dalam rumus berikut:

Bila mau menggandakan duit dalam 3 tahun saja hingga kalian wajib menempatkan dana di instrumen yang mempunyai tingkatan imbal hasil 24% per tahun.


Sobat Cuan dapat memandang rata- rata perkembangan nilai kelas- kelas peninggalan utama dalam 10 tahun terakhir pada grafik di dasar ini. Nampak kalau di luar peninggalan kripto, global equities ataupun saham- saham global yang mempunyai kinerja sangat sangat tokcer dibanding kelas peninggalan yang lain.


Dengan rerata imbal hasil 20, 2% per tahun, kalian dapat menggandakan uangmu cuma dalam 3, 6 tahun bila menempatkan dana di saham global. Ataupun dengan kata lain, duit US$1 dapat jadi$2 sehabis 3, 6 tahun serta hendak jadi$4 sehabis 7, 2 tahun dari dini investasi serta jadi$8 sehabis 10, 8 tahun dari awal kali$1 ditanamkan.


Bitcoin serta peninggalan kripto yang lain sudah mencetak imbal hasil yang mencengangkan tetapi 10 tahun yang kemudian peninggalan ini masih penuh ketidakpastian serta diragukan keahlian bertahannya. Baru sebagian tahun terakhir inilah peninggalan kripto diperhitungkan selaku kelas peninggalan investasi.



2. Risiko



Kalian bisa jadi sempat mendengar sebutan“ Tidak terdapat makan siang free”. Konsep ini berlaku di dunia keuangan, di mana kemampuan cuan yang lebih besar tiba bersama dengan resiko yang lebih
besar.

Resiko merupakan ketidakpastian hendak hasil akhir yang diperkirakan dari suatu peristiwa tertentu. Misalnya investor yang sudah menanam modal dini dalam suatu industri bisa jadi berpikir kalau nilai industri tersebut dikala penawaran perdana sahamnya ke universal hendak menggapai US$1 miliyar. Tetapi dikala para analis saham memperhitungkan industri tersebut, angka yang mereka miliki terletak dalam rentang US$500 juta sampai US$1, 5 miliyar.


Terus menjadi lebar rentang hasil akhir yang bisa jadi didapatkan hingga terus menjadi besar pula efek investasi tersebut.



Contoh lain merupakan apabila kalian memutuskan membeli obligasi pemerintah bertenor satu tahun( hendak jatuh tempo sehabis satu tahun) senilai Rp1 juta yang menjanjikan imbal hasil 5%. Mengingat investasi obligasi pemerintah tidak berisiko besar, hingga kalian tentu hendak memperoleh imbal hasil di angka tersebut. Dengan kata lain, di luar peristiwa kalau pemerintah RI hendak bangkrut, nilai investasi tidak hendak tumbuh jadi Rp1, 06 juta ataupun kebalikannya melorot jadi Rp1, 04 juta, kalian cuma hendak mendapatkan 1, 05 juta dikala jatuh tempo. Hasil akhir yang didapatkan sangat bisa diperkirakan.



Kebalikannya bila kalian menyimpan dana tersebut di peninggalan kripto, investasi sebesar Rp1 juta tersebut dapat menjelma antara Rp100. 000 sampai Rp10 juta.

Besar mungkin kalau harga peninggalan kripto yang kalian genggam tidak hendak bernilai Rp1 juta lagi di masa depan, sehingga membenamkan dana di peninggalan tersebut dapat dikatakan selaku investasi yang“ lebih berisiko”.



Seluruh investor sangat takut dengan resiko tumbangnya nilai portofolio. Bila nilainya habis terhapus hingga kita sudah kehabisan modal buat berinvestasi berikutnya. Serta bila kalian menarik 50% pokok investasi pertamamu, hingga kalian hendak memerlukan tingkatan imbal hasil 100% dari sisa yang ditanamkan supaya investasi balik modal.


Cuma saja mencapai tingkatan imbalan 100% merupakan perihal yang sukar. Karenanya investor cenderung berlagak bukan saja menjauhi resiko( risk- averse) tetapi pula menjauhi kerugian( loss- averse) kala berinvestasi.



3. Diversifikasi



Bila kalian sempat mendengar perkataan“ Jangan taruh segala telurmu di satu keranjang”, hingga iktikad kalimat itu merupakan diversifikasi.
Dalam berinvestasi, diversifikasi merupakan aksi menempatkan dana di sebagian peninggalan yang nilainya hendak bertambah dikala nilai peninggalan lain dalam portfolio tersebut menyusut. Selaku contoh pada dikala krisis keuangan global lebih dari satu dekade kemudian,



harga emas meroket serta harga saham kebalikannya terjun leluasa. Investor berebutan buat melepas saham serta menggantinya buat aset- aset yang dikira nyaman( safe haven).


Jadi, bila kalian berinvestasi di emas serta saham pada dikala itu, hingga penyusutan nilai portofolio mu tidak hendak sedalam kala kalian berinvestasi di saham saja.



Pada dasarnya, berinvestasi bertujuan buat menggapai“ penyeimbang” yang baik antara kelas- kelas peninggalan utama: emas, instrumen berpendapatan senantiasa, peninggalan kripto, serta ekuitas( baik saham global semacam Facebook ataupun saham dalam negeri semacam BCA). Hasil riset akademik menampilkan kalau dalam jangka panjang, portofolio yang terdiversifikasi sanggup menciptakan imbal hasil yang lebih besar serta resiko yang lebih rendah untuk investor.



dapat menengok diagram portofolio di dasar ini buat menguasai konsep diversifikasi. Di dalam portofolio ini, si investor sudah menempatkan 35% dananya di aset- aset dengan watak“ bertahan”, ialah emas serta instrumen berpendapatan senantiasa, yang kinerjanya diharapkan senantiasa moncer kala suku bunga menyusut.


Di dikala bertepatan, si investor pula membenamkan 65% investasinya di instrumen saham. Dia memilah buat mengalokasikan sebagian besar dananya di pasar saham Amerika Serikat( S&P 500) dibanding pasar saham dalam negeri( IDX) di mari dengan rasio 50%: 15%.


Sebabnya merupakan sebab saham- saham AS merupakan salah satu kelas peninggalan dengan kinerja mumpuni. Rerata tingkatan imbal hasilnya menggapai 17% sampai 18% per tahun dalam 5 tahun terakhir, yang didorong oleh kuatnya kinerja perusahaan- perusahaan yang mempunyai dominasi informasi semacam Facebook.

Pada contoh di atas si investor sudah lebih menjajaki style diversifikasi klasik 60: 40 yang terkenal ialah 60% dana di saham serta 40% di instrumen obligasi. Bagaimanakah wujud portofolio yang cocok bila si investor bernazar mengikutsertakan peninggalan kripto di dalamnya?


Selaku suatu kelas peninggalan, cryptocurrency mempunyai perkembangan nilai yang mantap semenjak Bitcoin diluncurkan 2009 silam. Kendati demikian, banyak investor yang masih belum mengerti ihwal seluk beluk peninggalan kripto, sehingga mereka memilah buat menghindar dari peninggalan digital tersebut lantaran ketar- ketir dengan volatilitas biayanya.


Di dasar ini, Sobat Cuan dapat memandang imbal hasil portofolio si investor bila dia menyisihkan 5% sampai 20% portofolionya buat peninggalan kripto.

Bersumber pada tingkatan perkembangan rata- rata per tahun( CAGR) semenjak September 2011 sampai September 2021

Foto di atas menampilkan kalau investor dapat tingkatkan imbal hasil buat tingkatan efek tertentu ataupun menaikkan imbal hasil yang sudah disesuaikan efek( risk- adjusted returns), dengan melaksanakan diversifikasi. Portofolio yang mempunyai 10% serta 20% investasi dalam peninggalan kripto membagikan imbal hasil tiap- tiap 2, 2 serta 2, 3 kali buat tiap unit risikonya. Unit resiko dihitung bersumber pada volatilitas biayanya dalam setahun( annualized volatility).


Sobat Cuan dapat memandang kalau diversifikasi dapat dicoba pada sebagian tingkatan misalnya diversifikasi antar kelas peninggalan( apakah aku mempunyai lumayan saham buat menyeimbangkan emas aku?) serta diversifikasi di dalam satu kelas peninggalan tertentu( apa sajakah industri industri yang aku miliki sahamnya?).


Lebih lanjut, diversifikasi pula dapat dicoba bersumber pada batasan geografis( saham AS versus saham Indonesia) serta bersumber pada mata duit( Dolar AS versus Rupiah). Diversifikasi hendaknya dicoba dalam sebagian susunan.

Untungnya, saat ini kalian dapat melaksanakan bermacam berbagai style diversifikasi di aplikasi Pluang!


Di Pluang, kalian dapat membangun portofolio yang sudah terdiversifikasi secara global cuma dalam satu aplikasi saja. Opsi asetmu tidak terbatas pada reksa dana saham Indonesia serta emas tetapi kalian dapat lebih luas berinvestasi dalam pasar ekuitas global serta peninggalan kripto. Dengan menempatkan investasimu di dalam satu aplikasi, hingga kalian hendak lebih gampang buat memantau serta menguasai tingkatan imbal hasil yang diperoleh. Tidak hanya itu, melaksanakan diversifikasi dalam satu tempat aplikasi hendak mengirit waktumu!



4. Dollar Cost Averaging


Dollar Cost Averaging( DCA) merupakan strategi investasi di mana investor secara tertib menempatkan beberapa duit tertentu buat tingkatkan kepemilikan sesuatu peninggalan.

Selaku contoh, misalkan seseorang investor memutuskan buat mengalokasikan duit US$3. 000 per tahun dari tahun 2016 hingga 2021. Peninggalan yang diseleksi merupakan produk S&P 500 di Pluang serta ia berketetapan buat melaksanakan ini tiap bertepatan pada 30 Juni.





Dollar Cost Averaging



Bersumber pada informasi harga tersebut, berapa jumlah unit indeks S&P 500 yang dapat kalian beli di Pluang memakai duit US$3. 000 tiap tahunnya? Jawabannya terdapat di tabel berikut.
Khasiat utama dari strategi Dollar Cost Averaging merupakan dikala tren harga yang bertambah,
kalian dapat membeli peninggalan dengan harga rata- rata yang relatif lebih rendah.


Berinvestasi dengan nilai yang sama secara teratur hendak membolehkan kalian buat membeli lebih banyak dikala harga lagi murah. Begitu juga kebalikannya, kalian hendak membeli peninggalan lebih sedikit kala biayanya lagi menanjak.



Tidak hanya itu, kalian juga dapat memupuk perilaku disiplin dalam berinvestasi dengan mempraktikkan strategi Dollar Cost Averaging. Aspek terutama dari investasi merupakan Kerutinan disiplin serta membiarkan waktu yang mengerjakan berikutnya.



Kalian dapat melaksanakan strategi Dollar Cost Averaging di aplikasi Pluang dengan menggunakan fitur auto- invest. Dengan fitur tersebut, kalian dapat menjadwalkan investasimu secara teratur serta otomatis bersumber pada setiap hari, mingguan, ataupun bulanan. Pluang menganjurkan kalian buat berinvestasi teratur di bertepatan pada gajian sehingga kalian dapat mendulang imbal hasil optimal saat sebelum kalian memakai duit tersebut. 


Baca Artikel Garutselatan.info Lainnya di Google News

Komentar

Tampilkan

Terkini

Game

+